Kunci Perjuangan itu adalah Ikhlas!!!


Oleh Ust. M. Faidul Akbar S.s., M.Ag

Apa itu Ikhlas ? Secara bahasa , Ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih dari kotoran. Sedangkan secara istilah, Ikhlas berarti niat dengan mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain.

Ditanya Sahl bin Abdullah At-Tusturi, Apa yang paling berat bagi nafsu? Ia menjawab: “Ikhlas, karena dengan demikian nafsu tidak memiliki tempat dan bagian lagi.” Berkata Sufyan Ats-Tsauri: “Tidak ada yang paling berat untuk kuobati daripada niatku, karena ia selalu berubah-ubah.”

Ikhlas adalah melakukan amal, baik perkataan maupun perbuatan ditujukan untuk Allah Ta’ala semata. Allah SWT dalam Al-Qur’an memerintahkan kita untuk ikhlas, seperti dala
m firmanNya (yang artinya): “dan (aku telah diperintah): “Hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan tulus dan ikhlas, dan jangan sekali-kali kamu termasuk orang yang musyrik.” (QS. Yunus [10] : 105)

Rasulullah SAW, juga mengingatkan kita melalui sabdanya (yang artinya), “Allah tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah semata.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i)

Imam Ali bin Abu Thalib r.a juga berkata, “orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amal diterima oleh Allah.”

Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seseorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak ikhlas. Firman Allah SWT (yang artinya): Katakanlah (Muhammad): “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. al-An’aam [6]: 162)

Kunci dalam Berjuang adalah Ikhlas!

Perjuangan adalah Kerja keras dan usaha yang kuat untuk mencapai cita-cita. setiap insan, pasti memiliki impian dan cita-cita yang ingin diraihnya. Sebagai seorang Muslim, perjuangan tertinggi adalah berjuang di Jalan Allah. 

Perjuangan di jalan Allah dalam konteks hari ini bukan berarti berperang melawan kaum kafir saja. akan tetapi konsep berjuang yang tepat adalah berjuang melawan hawa nafsu (Mujahadah an nafs), menjalankan amar ma'ruf nahi mungkar dengan metode yang penuh dengan himah, dan sebagainya. 

Mujahadah an nafs.. Apa sih maksud dari kalimat tersebut ?
Maksud dari kalimat ini adalah : Setiap dari kita dituntut untuk memerangi hawa nafsunya dan mengokohkan diri di atas hukum-hukum Allah melalui ibadah dan amal shalih. Artinya, setiap pribadi dituntut untuk berjihad melawan bujuk rayu setan yang menjerumuskan manusia ke dalam kebathilan dan kejahatan.


Rasulullah bersabda :
اَلْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي اللهِ
“Seorang Mujahid adalah orang yang berjuang untuk memerangi hawa nafsunya karena Allah” (HR. Tirmidzi, shahih)


Beberapa ulama mengatakan bahwa Mujahidun linafsihi adalah seutama-utama jihad.


Dalam sebuah hadits disebutkan :
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ r: أَيُّ الْجِهَادِ
أَفْضَلُ ؟, قَالَ: أَفْضَلُ الْجِهَادِ أَنْ تُجَاهِدَ نَفْسَكَ وَ هَوَاكَ
فِي ذَاتِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
Dari Abu Dzar berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah : “Jihad manakah yang paling utama ?”, beliau bersabda: “Seutama-utama jihad adalah engkau memerangi dirimu dan hawa nafsumu karena dzat Allah ”(HR. Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, shahih)


Allah berfirman:
وَأَمَّامَنْخَافَمَقَامَرَبِّهِوَنَهَىالنَّفْسَعَنِالْهَوَى * فَإِنَّالْجَنَّةَهِيَالْمَأْوَى
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)” (An-Nazi’at: 40-41)


Al-Hafizh Ibnu Hajar –rahimahullah- dalam kitab Fathul Bari berkata dengan menukil perkataan Ibnu Baththal: “Dan termasuk dari menahan hawa nafsu adalah mencegah dirinya dari bermaksiat (pelanggaran terhadap syariat Allah baik menyia-nyiakan hal yang wajib atau melakukan hal yang terlarang) dan mencegah diri dari syubhat (kerancuan dalam beragama) dan juga menahan diri dari seringkali mengikuti syahwat yang mubah, dan ini semua dimaksudkan untuk lebih banyak terkonsentrasikan dengan akhiratnya”, Dan hal ini juga dimaksudkan agar tidak menjadi kebiasaan yang menyeret kepada syubhat lalu tidak merasa aman untuk jatuh dalam hal yang haram”
Sufyan Ats-Tsauri –rahimahullah- berkata: “Musuh kamu bukanlah orang yang jika engkau membunuhnya niscaya kamu akan mendapatkan ganjaran dengan sebab itu, hanyalah musuhmu adalah jiwamu (hawa nafsumu) yang ada dikedua sisimu, maka perangilah hawa nafsumu lebih keras dari pada kamu memerangi musuhmu”


Ali bin Abi Thalib berkata: “Pertama yang kalian akan kehilangan dari agama kalian adalah jihad dalam memerangi hawa nafsu kalian”

dari uraian diatas, bahwa perjuangan yang terberat bagi seorang yang memiliki iman adalah berjuang melawan hawa nafsunya sendiri. oleh karena itu, kita harus memiliki senjata atau bekal dalam menjalankan perjuangan tersebut. 

bekal yang paling utama dalam perjuangan di jalan Allah adalah ikhlas. tanpa keikhlasan yang tertanam dalam diri seorang mukmin maka dia akan gampang terkalahkan dalam perjuangannya dan akan sangat  sulit dalam merealisasikan apa yang telah dicita-citakan olehnya. 

salah satu contoh perjuangan terkecil dalam hidup seseorang adalah melangkah kaki ketika menuju suatu tempat. dalam langkah tersebut, ketika seseorang melangkah.

Posting Komentar

0 Komentar

advertise

Slider Parnert

Subscribe Text

Salurkan Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf anda!